top of page

Sajak-sajak Yang Sampah


Claude Monet, Bloemen (1860).

Tapi


Dalam koyak ini telah kupilih ampun

tapi kau tetap pergi

dan rindu kian menjelma amuk ombak


Dalam marah ini telah kupilih maaf

tapi pedih tetap api

dan airmata tak cukup menjadikannya padam


Dalam cinta ini telah kupilih hidup

tapi kau tikamkan sebilah belati

dan aku tak mampu memandangmu


: di saat yang serba akhir itu



Sementara kamu pergi


Bayangmu juga raib

Tapi tak apa

Seperti musim yang ganti

aku akan terbiasa


Sementara kamu pergi

Bayangmu raib

Tentu

tapi sekali lagi tak apa

kehilangan akan jadi karib



Atau malah kita tak saling cinta


Atau malah kita tak pernah saling cinta

dan pertemuan-pertemuan sebatas jejak kaki

di pantai sunyi

sebelum ombak menghapusnya kembali


Atau malah kita tak pernah saling cinta

dan peluk sebatas tikaman-tikaman yang gagal

sebab semenjak hari itu

kematian telah lebih dulu memetik napasku



Dalam mimpiku


Dalam mimpiku tadi malam

kita sepasang duka yang mencoba menghapus dirinya

Menghapus masing-masing. Mengingat diri yang semula


Duka adalah segala kata

yang tak sempat dituliskan penyair

sebelum puisinya terbakar pedih yang api


Duka adalah jerat waktu

yang menjadikan tiada

segala yang disangka akan abadi


Duka adalah di mana kita tak ada

dan kau yang tak mungkin kembali

Kau tak ada. Tak akan kembali


Dalam mimpiku tadi malam

kita sepasang duka

yang saling menghapus diri masing-masing


2021

Angga



Comentários


Logo Invert.png

Suaka Sastra

  • Instagram

Antinovel merupakan rak paling ujung bagi sekumpulan catatan kolase cemas yang ditulis menjelang maut. Di situs ini, secara spesifik Antinovel – sebagai media amatiran – berupaya menyalin peristiwa-peristiwa (sebagai) sastra.

© 2023 by The Artifact.

Proudly created with Wix.com

bottom of page