top of page

Hari-hari yang Menyedihkan dan Puisi Arif SM Lainnya


Hannah Smid/Pexels

Hari-hari yang Menyedihkan


Dimulai dari hari yang tak pernah diinginkan, dan segala asumsi yang membuat kita menyalahi takdir atas ketidaktahuan akan hari tersebut. Tragis, suatu kabar yang menginginkan jika hari ini lebih baik tidak ada sama sekali.


Kelana


Pada hari nanti kita akan pergi berkelana. Mencari tempat yang bersemayam di dalam awang-awang khayal bersama ekspektasi yang maha agung. Demi kita yang tak pernah usai, harapan yang takkan pudar, aku kan memberikan tempat yang kau inginkan dan lebih baik.


Tiba


Setelah kau sampai di tempat yang diinginkan, biarkan diriku pergi bertapa di dalam bongkahan tebing. Bangga tak ada yang bertanya, aku akan moksa sampai sukmaku paripurna. Tak sadar jiwaku telah selesai. Melayang abuku tertiup angin yang menjadi dingin.



Arif Syamsul Ma'arif, mahasiswa akhir Sastra Indonesia. Lagi vakum dari PNS (Pegawai Negeri Shopee) karena lagi tulas-tulis di Bicaraberita.com.


Comments


Logo Invert.png

Suaka Sastra

  • Instagram

Antinovel merupakan rak paling ujung bagi sekumpulan catatan kolase cemas yang ditulis menjelang maut. Di situs ini, secara spesifik Antinovel – sebagai media amatiran – berupaya menyalin peristiwa-peristiwa (sebagai) sastra.

© 2023 by The Artifact.

Proudly created with Wix.com

bottom of page