Tanganku, apa yang selama ini sudah kau buat?
Mengapa semua tidak bisa lagi kau ingat?
Mari ke sini, kita baca buku lagi
Berhentilah membuat puisi tentang maut
Percayalah kita akhirnya akan abadi
Kenangkanlah genggam lembut jari kekasih
Yang membuatmu tak henti mengirimkan surat-surat
Sajak-sajak dan pesan-pesan. Kau kirimkan padanya.
Seolah kau lebih cinta padanya. Daripada yang kutahu
Lebih liar, tanganku. Bikinlah sesuatu yang lebih liar
Dari bulan musim gugur. Dari cermin hilang bayang
Buatlah aku takut oleh fantasimu
Mengayun bersama malam. Melampaui mimpi demi mimpi
Mengapa kau cemas pada guratan nasib buruk
Nujuman penyihir tua sebuah sirkus waktu silam
Tidakkah kau lebih percaya padaku
Bahwa itu ramalan biasa, pelipur bagi mereka
yang kepingin mencuri masa depan
Tanganku, jangan kau abai dan ingkari aku
Kalau kau mati, aku tak mau
Aku tak siap kehilanganmu
2014
*Puisi ini ditik ulang secara sembunyi-sembunyi dari Majalah Tempo edisi 23 November 2014.
Ni Made Purnama Sari, lahir di Klungkung, Bali, 22 Maret 1989. Menamatkan studi Antropologi dari Universitas Udayana (2013) dan Magister Manajemen Pembangunan Sosial dari FISIP Universitas Indonesia (2016). Manuskripnya “Kawitan: Sepilihan Puisi” terpilih sebagai Lima Besar Anugerah Kusala Sastra Khatulistiwa pada 2016.
Comentários